St. Valentine Myth

Valentine’s Day konon berasal dari kisah hidup seorang Santo (orang suci dalam Katolik) yang rela menyerahkan nyawanya demi cinta orang lain. Nama orang suci itu Santo Valentinus. Namun sejarah Gereja sendiri tidak menemukan kata sepakat tentang siapa sesungguhnya sosok Santo Valentinus sendiri. Bahkan banyak yang kemudian mengakui bahwa sesungguhnya, kisah mengenai Santo Valentinus sama sekali tidak memiliki dasar yang kuat dan diyakini hanya merupakan mitos atau dongeng, sebuah eufismisme dari ‘kedustaan’. Sebab itu, Gereja sebenarnya telah mengeluarkan surat larangan bagi pengikutnya untuk ikut-ikutan merayakan ritual yang tidak berdasar ini. Saat ini ada banyak cerita tentang Santo Valentinus. Sekurangnya ada tiga nama Valentine yang diyakini meninggal pada 14 Februari (The Catholic Encyclopedia Vol. XV, sub judul St.Valentine). Seorang di antaranya dilukiskan sebagai orang yang mati pada masa kekuasaan Kaisar Romawi. Namun ini pun tidak pernah ada penjelasan yang detil siapa sesungguhnya tokoh “St. Valentine” yang dimaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda. Tiga nama Santo yang menjadi martir tersebut yakni seorang pastur di Roma, seorang uskup Interamna (modern Terni), dan seorang martir di provinsi Romawi Afrika. Koneksi antara ketiga martir ini dengan Hari Valentine juga tidak jelas. Read more of this post

Lupercalia Fest

Tanpa ikatan perkawinan, mereka bebas berbuat
apa saja. Dan malam pertama di hari itu, malam
menjelang 14 Februari hingga malam menjelang 15
Februari, di seluruh kota, para pasangan baru itu
merayakan apa yang kini terlanjur disebut sebagai
‘Hari Kasih Sayang’. Suatu istilah yang benar-benar
keliru dan lebih tepat disebut sebagai
‘Making Love Day’ alias Malam Kemaksiatan.

Dalam bahasa Inggris, “Kasih Sayang “ ditulis sebagai “Affection”, bukan “Love”. Ada perbedaan mendasar antara istilah Affection dengan Love. Yang pertama lebih dekat dengan perasaan atau curahan hati, bersifat kejiwaan yang halus dan indah, sedang yang kedua, “Love”, lebih dekat dengan tindakan yang mengarah kepada kegiatan atau aktivitas seksual. Read more of this post

Valentine’s Day In Indonesia

Tidak diketahui pasti sejak kapan Valentine’s Day dirayakan di Indonesia. Namun sekitar pertengahan 1980-an, perayaan V-Day sudah dilakukan para remaja Indonesia di kota-kota besar. Bagaimana perjalanan Valentine’s Day di negeri ini sesungguhnya?

Tidak diketahui pasti sejak kapan Valentine’s Day dirayakan di Indonesia. Namun sekitar pertengahan 1980-an, perayaan V-Day sudah dilakukan para remaja Indonesia di kota-kota besar. Bagaimana perjalanan Valentine’s Day di negeri ini sesungguhnya?

Jakarta, awal 1985. Pusat perbelanjaan modern yang ada di ibukota ini belum semeriah sekarang. Jumlahnya masih bisa dihitung dengan jari. Yang paling terkenal dan ramai hanyalah Blok M di Jakarta Selatan dan Sarinah yang letaknya berdekatan dengan Istana Negara. Read more of this post

V – Day

“Misi utama kita bukanlah menjadikan kaum Muslimin
beralih agama menjadi orang Kristen atau Yahudi, tapi
cukuplah dengan menjauhkan mereka dari Islam…
Kita jadikan mereka sebagai generasi muda Islam
yang jauh dari Islam, malas bekerja keras, suka
berfoya-foya,senang dengan segala kemaksiatan,
memburu kenikmatan hidup, dan orientasi hidupnya
semata untuk memuaskan
hawa nafsunya…”
(Pidato Samuel Zwemmer, tokoh Yahudi,
dalam Konferensi Missi di Yerusalem, 1935)

Di antara deretan angka-angka dalam kalender tahunan tiap bulan, terselip
banyak memorial day atau hari-hari khusus yang memiliki arti sangat
istimewa bagi masing-masing kalangan yang mempercayainya atau
memperingatinya. Read more of this post