Dalil-dalil yang menganjurkan untuk KAYA?

Adakah dalil-dalil yang menganjurkan untuk KAYA?
Yang menggelikan, sebagian Muslim begitu pandai berkelit:
– Aslinya memang miskin, eh malah mengaku sederhana!
– Aslinya memang lamban, eh malah mengaku sabar!
– Aslinya memang pasrah, eh malah mengaku ikhlas dan tawakkal!
– Aslinya memang pemalas, eh malah mengaku zuhud dan qana’ah!
– Aslinya memang tidak sungguh-sungguh melakukan, eh malah ngomong, “Inilah takdir.”
– Aslinya memang tidak berniat melakukan, eh malah ngomong, “Insya Allah.”
– Padahal tidak sesempit itu makna sederhana, sabar, ikhlas, tawakkal, zuhud, qana’ah, takdir, dan insya Allah. Kalau cuma begitu, itu sama saja Anda mengubur dalam-dalam konsep ikhtiar. Mana boleh?
Read more of this post

Beribadah karena Allah atau karena rezeki?

Beribadah karena Allah atau karena rezeki?
Memang, manusia itu banyak keperluannya. Perlu ini, perlu itu. Dan Yang Maha Kuasa membolehkan itu. Bukan cuma itu, Ia pun mengajarkan cara-caranya. Misalnya saja:
– Lagi bingung? Yah, sholat istikharah.
– Lagi perlu hujan? Yah, sholat istisqa’.
– Lagi punya impian? Yah, sholat hajat. Juga sholat tahajjud.
– Mau minta ampun? Yah, sholat taubat. Juga istighfar.
– Mau selamat dalam perjalanan? Yah, sholat safar.
– Mau rezeki bertambah? Yah, sholat dhuha 6 rakaat. Juga sedekah.
– Mau properti (di surga)? Yah, sholat dhuha 12 rakaat.
– Tentu, diiringi dengan ikhtiar-ikhtiar yang sesuai. Mana bisa, mau rezeki bertambah, tapi cuma bermalas-malasan dan tidur-tiduran sepanjang hari! Mana bisa, mau selamat dalam perjalanan, tapi ceroboh di jalan dan melanggar rambu-rambu! Sekali lagi, mesti diiringi dengan ikhtiar-ikhtiar yang sesuai.
Read more of this post